A. PENDAHULUAN
Setiap bangsa di dunia ini memiliki
lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk
keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional
bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam
mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan
dan kehormatan bangsa.
1 1. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar
lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan
khidmat.
2 2. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu
bangsa mempermainkanatau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan
terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa
pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsabangsa
di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
3 3. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia.
“Indonesia Raya” merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa
Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula
pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.
4 4. Lagu “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah
air Indonesiaselama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan
semangat dan keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai
titik darah penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan,
meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara kolonial
yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan
Negara Indonesia.
5. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka
Indonesiasebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta
mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
7 7. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap
Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan
berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
B. SEJARAH
LAGU KEBANGGSAAN INDONESIA RAYA
Malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928,
Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta
umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan
kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat
itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum.
Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di
kalangan pergerakan nasional.
Apabila
partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu
dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk
merdeka. Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu
kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf
Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.
Akibat
menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda,
sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari
Terbit” pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut
bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di
penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena
sakit.
Jiwa
kebangsaan Supratman sangat tinggi. Rasa nasionalisme itu membuahkan karya
bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat
perjuangan pergerakan nasional. Lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan
tanpa kata-kata. Hanya alunan biola Supratman. Violis juga Penulis Supratman
adalah seorang pemain biola. Tapi ia juga seorang penulis. Ia pernah menulis
sebuah buku yang menyatakan betapa ia tidak senang dengan penjajahan Belanda.
Nama bukunya, Perawan Desa . Buku itu akhirnya disita dan dilarang beredar oleh
pemerintah Belanda. Suatu hari, Supratman membaca sebuah tulisan di Majalah
Timbul. Penulis tulisan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk
menciptakan lagu kebangsaan. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat
Supratman merasa tertantang.
Tahun
1924, lahirlah lagu Indonesia Raya. Kongres Pemuda Pada bulan Oktober 1928,
diadakan Kongres Pemuda. Kalian sudah tahu kan dari kongers ini lahir apa?
Sumpah Pemuda.
Di Kongres Pemuda ini, Supratman memainkan
lagu ciptaannya. Tepatnya pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928
tersebut. Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itu dengan cepat terkenal
di kalangan pergerakan nasional. Sejak itu, kalau partai-partai politik
mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya,
selalu dinyanyikan. Ketika Indonesia sudah mencapai kemerdekannya, para
pejuang-pejuang kemerdekaan menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu
kebangsaan. Sayang sekali, Supratman sudah meninggal pada tanggal 17 Agustus
1938. Ia tidak sempat mendengar lagu gubahannya dikumandangkan pada hari
kemerdekaan Indonesia. Pahlawan Nasional Jasa-jasa Supratman bukan hanya
menggubah lagu kebangsaan kita. Ia adalah tokoh yang bisa membangkitkan
semangat perjuangan dan patriotisme. Pahlawan Nasional yang satu ini adalah
contoh bagus bagaimana musik pun bisa menyatukan dan membangkitkan semangat
orang lain. Supratman meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus
1938.
Setiap
kamu mendengar lagu Indonesia Raya saat upacara, ingat pula lah Wage Rudolf
Supratman.
“INDONESIA
RAYA” SEBELUM 17 AGUSTUS 1945.
Lagu &”Indonesia
Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage Rudolph Soepratman.
2 Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga
pernah menjadi wartawan surat kabar ”Kaoem Moeda “dan pengarang buku. Sejak
kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.
3
Wage Rudolph Soepratman
adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman
dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada
malam selasa tanggal 16 Agustus 1938 di
Surabaya.
Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada
waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan.
Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.
a. Lagu Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh Soepratman kepada
masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung
Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untukpertama kali
diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda
yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan
kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang
hangat sekali.
b. Sejak itu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu
dibuka dan ditutupdengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat
Indonesia, Partai Politik,Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan),
seluruh rakyat
c.
Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
d.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang,
dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika
Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar
kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat
perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dapat
dilenyapkan.
“INDONESIA RAYA” SETELAH 17 AGUSTUS 1945.
·
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan
rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta
menegakkan Kemerdekaan.
·
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun
1950 pasal3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan
Indonesia.
SC. BIOGRAFI WAGE RUDOLP SOEPRATMAN (WR. SOEPRATMAN)
Wage Rudolf Supratman (9 Maret[1]
1903, Jatinegara, Jakarta - 17 Agustus 1938, Surabaya) adalah pengarang
lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya". Ayahnya bernama Senen,
sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu,
lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914,
Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan
dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.
Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.
Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Ujungpandang, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.
Soepratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem, sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik
W.R. Soepratman tidak beristri serta tidak mempunyai anak angkat.
Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.
Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya.
Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kodisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.
Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir "Matahari Terbit" pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang - Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok-Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.
Naskah asli lagu Indonesia Raya
Hari
kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI,
diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini
sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan
Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang,
Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman – dikuatkan keputusan
Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.D. MAKAM DAN MUSEUM WR. SUPRATMAN
WR. Soepratman merupakan pahlawan nasional. Begitu besar jasa beliau.
Dengan biolanya beliau mencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Makam
dan museum beliau banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar Kota
Surabaya.
Makam WR. Soepratman berada di kawasan Rangkah Kenjeran Surabaya. Makam beliau dikelilingi pagar tembok dengan dua pintu masuk ke dalam areal makam. Satu pintu berada menghadap Jalan Raya Kenjeran dan pintu lainnya menghadap Jalan Rangkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar